poltekkeskaltim.com – Kepala emang kelihatan kokoh dan keras, tapi tetap aja bagian ini rentan banget kalau sampai kena benturan. Sekali tengkorak kena cedera, dampaknya bisa ke mana-mana, dari pusing ringan sampai gangguan saraf serius. Sayangnya, masih banyak orang yang suka nganggep remeh benturan kepala, apalagi kalau gejalanya baru muncul belakangan.
Padahal, mengenali jenis cedera tengkorak itu penting banget biar tahu kapan harus tenang dan kapan harus buru-buru ke rumah sakit. Nah, di artikel ini yang gue tulis santai buat poltekkeskaltim.com, kita bakal bahas 5 jenis cedera tengkorak yang paling umum dan gimana cara penanganannya. Yuk, simak sampai habis biar nggak panik kalau suatu saat nemuin kejadian serupa.
1. Fraktur Tengkorak (Retak atau Patah Tulang Kepala)
Fraktur tengkorak adalah cedera saat tulang kepala mengalami retakan atau patah akibat benturan keras, seperti kecelakaan motor, jatuh dari ketinggian, atau dipukul benda berat. Ada beberapa tipe fraktur, mulai dari yang retak ringan sampai yang parah dan melibatkan tulang yang masuk ke dalam.
Tanda-tanda: bengkak, benjolan, nyeri hebat di kepala, keluar cairan dari hidung/telinga (bisa berupa darah atau cairan bening), dan kadang disertai kehilangan kesadaran.
Cara penanganannya: Jangan asal gerakkan korban. Jaga posisi kepala tetap stabil dan segera bawa ke rumah sakit. Dokter biasanya akan melakukan CT Scan buat lihat kondisi tulang tengkorak dan otak di dalamnya. Tergantung tingkat keparahannya, bisa cukup dengan observasi atau butuh operasi buat perbaikan struktur tulang.
2. Gegar Otak (Concussion)
Ini salah satu jenis cedera kepala yang paling sering terjadi dan sering banget diremehkan. Gegar otak adalah cedera otak ringan akibat guncangan atau benturan, yang bikin otak “terguncang” di dalam tengkorak. Biasanya dialami oleh pemain olahraga kontak fisik, anak-anak yang jatuh, atau orang dewasa yang kejedot keras.
Tanda-tanda: pusing, mual, muntah, pandangan kabur, bingung, bicara cadel, kehilangan keseimbangan, atau lupa kejadian beberapa saat sebelum/ sesudah benturan.
Cara penanganannya: Segera istirahat total, jangan langsung balik ke aktivitas berat. Pantau kondisi selama 24–72 jam pertama. Kalau gejalanya makin parah (seperti muntah berulang, pingsan, atau kejang), segera cari pertolongan medis. Kadang butuh rawat inap untuk observasi lebih lanjut.
3. Hematoma Intrakranial (Pendarahan di Dalam Tengkorak)
Hematoma adalah kondisi saat terjadi pendarahan dan penumpukan darah di dalam rongga kepala, biasanya akibat pembuluh darah yang pecah setelah benturan. Kalau darahnya menekan otak, bisa menyebabkan kerusakan permanen bahkan kematian.
Tanda-tanda: sakit kepala yang makin lama makin parah, mual dan muntah hebat, kesadaran menurun, pupil mata tidak simetris, tubuh lemas sebelah, hingga kejang.
Cara penanganannya: Ini kondisi darurat yang harus segera ditangani di rumah sakit. Biasanya perlu CT Scan atau MRI buat melihat seberapa besar hematomanya. Kalau ukurannya besar, bisa butuh operasi untuk membuang darah dan meringankan tekanan di otak.
4. Fraktur Dasar Tengkorak (Base of Skull Fracture)
Jenis fraktur ini terjadi di bagian bawah tengkorak, yang dekat dengan otak kecil, batang otak, dan saluran keluar saraf kranial. Ini salah satu cedera paling serius karena bisa berdampak ke banyak sistem tubuh sekaligus.
Tanda-tanda: cairan bening keluar dari hidung atau telinga (tanda kebocoran cairan otak), memar di sekitar mata (raccoon eyes), memar di belakang telinga (Battle’s sign), sulit bicara, dan kadang disertai gangguan saraf wajah.
Cara penanganannya: Harus segera dibawa ke fasilitas medis dengan perlengkapan lengkap. Penanganan awal biasanya berupa stabilisasi kondisi pasien, pemberian antibiotik (karena risiko infeksi otak), dan bisa lanjut ke tindakan bedah jika perlu.
5. Depressed Skull Fracture (Tulang Tengkorak Masuk ke Dalam)
Kalau tulang kepala patah dan terdorong masuk ke dalam menekan otak, ini disebut fraktur depresif. Cedera ini biasanya terjadi karena pukulan langsung dari benda keras seperti batu atau besi. Selain menekan jaringan otak, kadang bisa sampai merobek selaput otak.
Tanda-tanda: ada cekungan atau lekukan di bagian kepala, nyeri hebat, perdarahan, penurunan kesadaran, dan kadang keluar darah dari telinga atau hidung.
Cara penanganannya: Ini jelas darurat dan butuh tindakan cepat. Biasanya dokter akan lakukan pembedahan untuk mengangkat bagian tulang yang menekan otak dan memperbaiki kerusakan jaringan. Makin cepat ditangani, makin besar kemungkinan pulihnya.
Penanganan Umum untuk Cedera Kepala
Selain penanganan spesifik per jenis cedera, ada beberapa hal umum yang bisa kamu lakuin sebagai langkah pertama sebelum bantuan medis datang:
-
Jangan pindahkan kepala korban sembarangan, kecuali ada risiko bahaya lain.
-
Perhatikan gejala vital seperti kesadaran, pernapasan, dan gerakan tubuh.
-
Kompres dingin jika ada benjolan ringan, tapi jangan langsung es ke kulit.
-
Pantau korban selama 72 jam pertama untuk deteksi gejala lanjutan.
-
Jangan berikan obat penghilang nyeri tanpa petunjuk dokter, apalagi aspirin, karena bisa memperparah perdarahan.
Penutup
Tengkorak bukan cuma pelindung otak, tapi juga jadi penentu hidup-mati dalam banyak kondisi darurat. Lewat artikel ini di poltekkeskaltim.com, gue pengin kamu jadi lebih paham dan waspada soal cedera kepala, terutama yang berkaitan dengan tengkorak. Mengenali jenis cederanya bisa bikin kita lebih cepat ambil tindakan dan mungkin aja menyelamatkan nyawa seseorang.
Ingat, jangan pernah anggap remeh benturan kepala, sekecil apapun. Lebih baik panik sebentar dan periksa, daripada santai tapi akhirnya telat ditangani. Semoga info ini berguna dan bisa bantu kamu lebih siap menghadapi situasi darurat!